Terapi kombinasi dg deksametason utk pasien dws dg mieloma multipel yg sebelumnya tdk diobati, tdk memenuhi syarat utk transplantasi, & yg mengalami kekambuhan atau perburukan ssdh menerima setidaknya 1 terapi sebelumnya; dg melfalan & prednison utk pasien ≥65 thn dgmieloma multipel yg sebelumnya tdk diobati & tdk memenuhi syarat utk transplantasi. Monoterapi utk pasien dws dg anemia yg bergantung pd transfusi darah karena sindrom mielodisplastik risiko rendah atau menengah yg terkait dg delesi abnormalitas sitogenetik 5q ketika pilihan terapi lain tdk mencukupi atau tdk memadai; dg limfoma mantle cell yg kambuh atau refrakter.
Mieloma multipel yg baru terdiagnosis Dikombinasi dg deksametason hingga terjadi perburukan penyakit pd pasien yg tdk memenuhi syarat utk transplantasi Awal 25 mg 1 x/hr pd hr ke 1-21 dari siklus 28 hr berulang & deksametason 40 mg 1 x/hr pd hr ke 1, 8, 15 & 22 dari siklus 28 hr berulang, >75 thn Deksametason 20 mg 1 x/hr pd hr ke 1, 8, 15 & 22 dari setiap siklus 28 hari. Dlm kombinasi dg melfalan & prednison diikuti dg terapi pemeliharaan lenalidomid pd pasien yg tdk memenuhi syarat utk transplantasi Awal 10 mg 1 x/hr pd hr ke 1-21 diulangi setiap 28 hari hingga 9 siklus, melfalan 0,18 mg/kg pd hr ke 1-4 dari siklus berulang 28 hari, prednison 2 mg/kg pd hr ke 1-4 dari siklus berulang 28 hari. Monoterapi pd pasien yg menyelesaikan 9 siklus atau tdk dpt menyelesaikan terapi kombinasi krn intoleransi 10 mg 1 x/hr pd hr ke 1-21 dari siklus 28 hr yg diulang hingga tjd perburukan penyakit. Mieloma multipel yg mendapat setidaknya 1 terapi sebelumnya Awal 25 mg 1 x/hr pada hr ke 1-21 dari siklus 28 hr yg berulang & deksametason 40 mg 1 x/hr pd hr ke 1-4, 9-12 & 17-20 setiap siklus 28 hari utk 4 siklus terapi pertama & kemudian 40 mg 1 x/hr pd hr ke 1-4 setiap 28 hari. Ggn ginjal Hr ke 1-21 dari siklus 28 hari berulang: ESRD (bersihan kreatinin <30 mL/mnt, memerlukan dialisis) 5 mg 1 x/hr. Berikan dosis ssdh dialisis pd hr dialisis; berat (bersihan kreatinin <30 mL/mnt, tdk memerlukan dialisis) 7,5 mg 1 x/hr atau 15 mg 2 hr 1 x; sedang (bersihan kreatinin ≤30 hingga <50 mL/mnt) 10 mg 1 x/hr. Dpt ditingkatkan menjadi 15 mg 1 x/hr ssdh 2 siklus pd pasien yg tdk responsif dan intoleran. Sindrom mielodisplastik Awal 10 mg 1 x/hr pd hr ke 1-21 dari siklus 28 hari yg berulang. Ggn ginjal stadidum akhir (bersihan kreatinin <30 mL/menit, memerlukan dialisis) Awal 2,5 mg 1 x/hr pd hr ke 1-21 dari siklus 28 hari yg berulang. Tingkat dosis -1: 2,5 mg setiap hari pada hari 1-28 dari siklus 28 hari yg berulang. Tingkat dosis -2: 2,5 mg 2 x seminggu pada hari 1-28 dari siklus 28 hari yg berulang. Berikan dosis ssdh dialisis pd hr dialisis; berat (bersihan kreatinin <30 mL/mnt, tdk memerlukan dialisis) Awal 2,5 mg 1 x/hr pd hr ke 1-21 dari siklus 28 hari yg berulang. Tingkat dosis -1: 2,5 mg/ hr pd hr kei 1-28 dari siklus 28 hari yg berulang. Tingkat dosis -2: 2,5 mg 2 x seminggu pd hr ke 1-28 dari siklus 28 hari yg berulang; sedang (bersihan kreatinin ≤30 hingga <50 mL/mnt) Awal 5 mg 1 x/hr pd hr ke 1-21 dr siklus 28 hari yg berulang. Tingkat dosis -1: 2,5 mg 1 x/hr pd hr ke 1-28 dari siklus 28 hari yg berulang. Tingkat dosis -2: 2,5 mg 2 hr 1 x pd hr ke 1-28 dari siklus 28 hari yg berulang. Limfoma mantle cell Awal 25 mg 1 x/hr pd hr ke 1-21 dari siklus 28 hari yg berulang. Ggn ginjal Hr ke 1-21 dari siklus 28 hari yg berulang: Penyakit ginjal stadium akhir (bersihan kreatinin <30 mL/mnt, memerlukan dialisis) 5 mg 1 x/hr. Berikan dosis ssdh dialisis pd hari dialisis; berat (bersihan kreatinin <30 mL/mnt, tdk memerlukan dialisis) 7,5 mg 1 x/hr atau 15 mg 2 hr 1 x; sedang (bersihan kreatinin ≤30 hingga <50 mL/mnt) 10 mg 1 x/hr. Dpt ditingkatkan menjadi 15 mg 1 x/hr ssdh 2 siklus pd pasien yg tdk responsif & intoleran.
Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan: Telan utuh dg air, jangan dibuka/dihancurkan/dikunyah.
Hipersensitivitas. Wanita dg potensi melahirkan. Hamil.
Reaksi alergi/hipersensitivitas; hentikan penggunaan jika terjadi ruam eksfoliatif atau bulosa, atau jika dicurigai sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik atau Drug Reaction With Eosinophilia and Systemic Symptom (DRESS). Tdk boleh digunakan pd pasien dg riwayat ruam berat yg terkait dg terapi talidomid. Risiko teratogenik selama kehamilan. Pasien pria, termasuk yg pernah menjalani vasektomi, hrs menggunakan kondom selama pengobatan, & selama 1 minggu setelah penghentian dosis &/atau penghentian pengobatan jika pasangannya hamil atau berpotensi melahirkan anak & tdk menggunakan kontrasepsi. Kombinasi pil kontrasepsi darurat dan pemasangan Cu-releasing IUD tdk dianjurkan. Lakukan tes kehamilan yg diawasi secara medis dg sensitivitas minimal 25 mIU/mL pd wanita berpotensi melahirkan sebelum memulai terapi, diulang setiap 4 minggu, & 4 minggu ssdh terapi. Tdk mendonorkan darah selama terapi atau selama 1 minggu ssdh penghentian terapi. Pantau secara ketat pasien yg diketahui memiliki faktor risiko infark miokard, tromboemboli, termasuk trombosis sebelumnya, & harus meminimalkan semua faktor risiko yg dapat dimodifikasi, misalnya merokok, hipertensi, & hiperlipidemia. Peningkatan risiko kejadian tromboemboli vena & arteri. Penggunaan bersamaan dg obat eritropoitik atau obat lain yg meningkatkan risiko trombosis misalnya terapi sulih hormon; agen mielosupresan. Lakukan pemeriksaan darah lengkap termasuk leukosit dg pemeriksaan hitung jenis, hitung trombosit, Hb & hematokrit pd awal setiap minggu selama 8 minggu pertama terapi & setiap bulan ssdhnya. Segera laporkan jika tjd episode demam. Amati tanda & gejala perdarahan termasuk ptekiae & epistaksis, terutama pd pasien yg digunakan bersamaan dg produk obat yg mudah menyebabkan perdarahan. Neutropenia derajat 4 & neutropenia demam; trombositopenia derajat 3 & 4. Dianjurkan utk mengontrol secara optimal kondisi komorbiditas yg mempengaruhi fungsi tiroid sblm memulai terapi & pemantauan awal & berkelanjutan. Neuropati perifer. Pantau secara ketat pasien yg berisiko mengalami sindrom lisis tumor & reaksi kambuhnya tumor terutama selama siklus pertama atau pd peningkatan dosis. Tdk dianjurkan pd pasien dg beban tumor yg tinggi. Tdk boleh dikonsumsi oleh pasien dg intoleransi galaktosa, defisiensi laktase total, atau malabsorpsi glukosa-galaktosa. Evaluasi secara cermat kemungkinan terjadinya keganasan primer sekunder hematologi sblm memulai & selama terapi. Pantau secara ketat pasien yg diketahui memiliki faktor risiko terkena infeksi termasuk pneumonia; utk tanda & gejala infeksi HBV aktif selama terapi. Pasien yg sebelumnya pernah terinfeksi HBV, termasuk anti-HBc positif tetapi HBsAg negatif Pemantauan daya penglihatan secara teratur dianjurkan karena risiko katarak jika digunakan dalam waktu lama. Hentikan obat secara permanen jika diketahui tjd leukoensefalopati multifokal progresif. Dampak rendah atau menengah thd kemampuan mengemudi atau menjalankan mesin. Ggn ginjal. Ggn hati; pantau fungsi hati, terutama bila ada riwayat atau infeksi virus hati yg terjadi secara bersamaan atau bila dikombinasikan dg produk obat yg diketahui dpt menyebabkan disfungsi hati. Wanita usia subur hrs menggunakan 1 metode kontrasepsi yg efektif selama 4 minggu sebelum, selama, & hingga 4 minggu ssdh terapi & bahkan jika pemberian dosis dihentikan. Hentikan pemberian ASI selama terapi. Tdk utk digunakan pd anak & remaja <18 thn. Lansia Pasien >75 thn, ISS stadium III, ECOG PS ≥2 atau bersihan kreatinin <60 mL/mnt.
Infeksi pneumonia, bakteri, virus & jamur (termasuk infeksi oportunistik), nasofaringitis, faringitis; neutropenia, trombositopenia, anemia, leukopenia; hipokalemia, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan; insomnia; neuropati perifer, pusing, disgeusia, sakit kepala, parestesia; sesak napas, epistaksis, batuk; diare, sembelit, sakit perut, mual, muntah, pencernaan yg terganggu, mulut kering; ruam, pruritus; kejang otot, nyeri muskuloskeletal (termasuk nyeri punggung & nyeri ekstremitas), artralgia, mialgia; kelelahan, edema perifer, demam, asthenia, sindrom penyakit yg menyerupai flu. Radang pd mukosa; neutropenia demam; hipotiroidisme; dehidrasi; hipotensi, hipertensi; LFT abnormal; kulit kering; kelemahan otot. Multiple myeloma: ISPA, bronkitis; ggn perdarahan; hiperglikemia, hipokalsemia; depresi, gemetar; katarak, penglihatan kabur; kejadian tromboemboli vena, terutama trombosis vena dalam (DVT) & emboli paru; stomatitis; peningkatan ALT & AST; nyeri tulang, nyeri & ketidaknyamanan jaringan ikat; gagal ginjal (termasuk akut); busung; peningkatan alkali fosfatase darah. Sepsis; pansitopenia; hipomagnesemia, hiperurisemia, hiperkalsemia; ataksia, gangguan keseimbangan, neuralgia, disestesia; penurunan ketajaman penglihatan; tuli (termasuk hipoakusis), tinitus; fibrilasi atrium, bradikardi; ekimosis; disfonia; Perdarahan GI (termasuk perdarahan rektum, hemoroid, tukak lambung & perdarahan gusi), disfagia; hiperbilirubinemia; urtikaria, hiperhidrosis, hiperpigmentasi kulit, eksim, eritema; pembengkakan sendi; hematuria, retensi urin & inkontinensia; disfungsi ereksi; nyeri dada, lesu; peningkatan protein C-reaktif; jatuh, memar. Sindrom mielodisplastik: kelebihan zat besi; hematoma. Limfoma mantle cell: Dermatitis alergi. Reaksi kekambuhan tumor; rasa pusing; keringat malam; menggigil.
Pemberian dg obat eritropoietik atau obat lainnya, spt terapi sulih hormon dpt meningkatkan risiko trombosis. Pemberian bersama dg deksametason menurunkan efikasi kontrasepsi oral. Pantau ketat kadar warfarin selama terapi. Peningkatan paparan digoksin pd plasma. Dg statin akan meningkatkan risiko rabdomiolisis.
L04AX04 - lenalidomide ; Belongs to the class of other immunosuppressants.
Vilena kaps 10 mg
7 × 3's
Vilena kaps 15 mg
7 × 3's
Vilena kaps 2.5 mg
3 × 7's
Vilena kaps 20 mg
7 × 3's
Vilena kaps 25 mg
7 × 3's
Vilena kaps 7.5 mg
3 × 7's