Pasien dws dg sklerosis multipel yg mengalami kekambuhan berdasarkan gejala klinis atau hasil pemeriksaan pencitraan.
Dosis kumulatif yg dianjurkan: 3,5 mg/kg selama 2 thn, diberikan sebagai 1 rangkaian pengobatan 1,75 mg/kg/thn. Tiap rangkaian pengobatan terdiri dr 2 minggu pengobatan, 1 pd awal bln pertama & 1 pd awal bulan kedua pd thn yg sama. Program pengobatan pd thn ke-2 dpt ditunda hingga 6 bln jika diperlukan secara medis (misalnya, pemulihan limfosit). Setiap minggu pengobatan terdiri dari 4 atau 5 hr dimana pasien menerima 10 atau 20 mg sebagai dosis harian tunggal, tergantung pd berat badannnya. Berat badan ≥110 kg Pengobatan minggu 1 & 2: 100 mg. 100-<110 kg Pengobatan minggu 1 : 100 mg. Pengobatan minggu ke 2 : 90 mg. 90-<100 kg Pengobatan minggu 1: 90 mg. Pengobatan minggu ke 2 : 80 mg. 80-<90 kg Pengobatan minggu 1 : 80 mg. Pengobatan minggu ke 2 : 70 mg. 70-<80 kg Pengobatan minggu 1 & 2: 70 mg. 60-<70 kg Pengobatan minggu 1 & 2: 60 mg. 50-<60 kg Pengobatan minggu 1 & 2: 50 mg. 40-<50 kg Pengobatan minggu 1 & 2: 40 mg.
Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan: Telan utuh dg air, jangan dikunyah. Konsumsi segera ssdh obat dikeluarkan dari blisternya. Jangan dibiarkan terpapar atau dipegang dalam waktu lama. Jika tablet dibiarkan tergeletak dalam keadaan utuh atau terpotong/terbagi setelah dikeluarkan dari blister, maka area tempat tablet berada sebelumnya hrs dibersihkan.
Hipersensitivitas. Infeksi HIV; infeksi kronik aktif (TB atau hepatitis); keganasan aktif. Pasien dg ggn sistem imun, termasuk yg sedang mendapat pengobatan yg menekan sistem imun. Ggn ginjal sedang atau berat (bersihan kreatinin <60 mL/mnt). Hamil & laktasi.
Tentukan jumlah limfosit sblm memulai terapi pd thn ke 1 & 2; 2 & 6 bln ssdh dimulainya pengobatan pd setiap thn pengobatan; pantau secara aktif sampai nilainya meningkat lagi jika jumlah limfosit <500 sel/mm3. Skrining adanya infeksi laten misalnya TB, hepatitis B & C sblm memulai terapi pd tahun 1 & 2. Pertimbangkan utk menunda memulai terapi pd pasien dg infeksi akut hingga terkontrol sepenuhnya. Vaksinasi dianjurkan sblm memulai terapi pd pasien yg tdk memiliki riwayat paparan virus varicella-zoster; tunda pengobatan selama 4-6 minggu agar vaksinasi dpt memberikan efek penuh. Pertimbangkan profilaksis antiherpes (sesuai dg praktik standar setempat) jika jumlah limfosit turun <200 sel/mm3, selama limfopenia tingkat 4. Pantau pasien dg jumlah limfosit <500 sel/mm3 utk mengetahui tanda & gejala yg mengarah pd infeksi, khususnya herpes zoster. Leukoensefalopati multifokal progresif pd pasien yg dirawat krn hairy cell leukemia dg rejimen pengobatan berbeda. Lakukan MRI dasar sebelum inisiasi (biasanya dalam 3 bln) & saat beralih dari obat sklerosis multipel lain. Lakukan evaluasi manfaat-risiko individu pd pasien dg riwayat keganasan. Pasien disarankan utk mengikuti pedoman skrining kanker standar. Periksa kadar aminotransferase serum, alkali fosfatase, dan bilirubin total sblm memulai terapi pd tahun ke-1 & ke-2. Hentikan atau hentikan penggunaan jika ada tanda-tanda klinis, peningkatan enzim hati yang tidak dapat dijelaskan, atau gejala yang mengarah pada disfungsi hati (misalnya, mual, muntah, sakit perut, kelelahan, anoreksia, atau penyakit kuning &/atau urin berwarna gelap) terjadi. Iradiasi komponen sel darah dianjurkan sblm pemberian pada pasien yg memerlukan transfusi darah. Pertimbangkan cara kerja & durasi efek produk obat lain sblm memulai terapi pd pasien yg sebelumnya mendapat terapi imunomodulator atau imunosupresif. Penggunaan bersamaan dg produk yg mengandung sorbitol & asupan sorbitol dr makanan. Tdk direkomendasikan pd pasien dg ggn hati sedang atau berat (skor Child-Pugh >6). Wanita yg berpotensi melahirkan hrs menggunakan kontrasepsi yg efektif selama pengobatan & setidaknya 6 bulan ssdhh dosis terakhir. Wanita yg menggunakan kontrasepsi hormonal kerja sistemik hrs menambahkan dg metode kontrasepsi penghalang selama pengobatan & setidaknya 4 minggu ssdh dosis terakhir pd setiap tahun pengobatan. Pasien pria harus mengambil tindakan pencegahan utk mencegah kehamilan pasangannya selama pengobatan dan setidaknya 6 bulan ssdh dosis terakhir. Hentikan pengobatan selama kehamilan. Pasien anak <18 thn. Lansia >65 thn.
Limfopenia. Herpes mulut, herpes zoster dermatomal; penurunan jumlah neutrofil; hipersensitivitas termasuk pruritus, urtikaria, ruam & kasus angio-edema yg jarang terjadi; ruam, alopesia.
Peningkatan bioavailabilitas dengan produk obat dengan kelarutan rendah. Risiko efek tambahan pada sistem imun jika diberikan bersamaan dengan terapi imunosupresif atau mielosupresif, misalnya MTX, siklofosfamid, siklosporin atau azatioprin, atau penggunaan kortikosteroid kronis. Peningkatan risiko limfopenia jika diberikan bersamaan dg interferon β. Tdk direkomendasikan dg pengobatan pemodifikasi penyakit lainnya untuk sklerosis multipel. Efek samping tambahan hematologi pd pemberian bersama dg produk obat hematotoksisitas misalnya karbamazepin. Risiko infeksi vaksin aktif dg vaksin hidup atau vaksin hidup yg dilemahkan. Peningkatan bioavailabilitas oral & paparan sistemik dg inhibitor BRCP misalnya eltrombopag. Perubahan bioavailabilitas, distribusi intraseluler & eliminasi ginjal dg inhibitor transporter ENT1 & CNT3 poten misalnya dilazep, nifedipin, nimodipin, silostazol, sulindak, atau reserpin. Kemungkinan terjadi penurunan paparan jika diberikan bersamaan dg golongan penginduksi kuat BCRP (misalnya kortikosteroid) atau P-gp (misalnya rifampisin, St. John's wort). Dpt mengurangi efektivitas kontrasepsi hormonal yg bekerja secara sistemik.
L04AA40 - cladribine ; Belongs to the class of selective immunosuppressive agents. Used to induce immunosuppression.